Rabu, 12 November 2008

Perpisahan dengan si Molar

Isak tangispun mewarnai perpisahanku dengan si Molar 1 dan (separuh) Molar 2. Bukan karena aku sedih berpisah dengannya, tetapi karena lamanya perpisahan yang harus kualami. Betapa malang nasibku, perpisahan itu terjadi selama 2 jam. Seharusnya proses perpisahan itu tidak selama itu, cukup 30 menit. Tapi apa daya, si Molar tidak ingin meninggalkanku. Selama hampir 26 tahun dia selalu bersamaku, kemanapun aku pergi selalu diikutinya. Apa yang aku makan juga dicicipinya. Namun kini semua itu tinggal kenangan. Aku tidak mau lagi bersamanya. Tiap kali dia mencubitku, migrain-pun menyapaku. Itulah sebabnya aku memutuskan untuk melakukan perpisahan dengannya.

Namun Molar 2 sepertinya tidak rela meninggalkanku. Baru separuh ia meninggalkanku, aku sudah menyerah. Aku sudah tidak tahan lagi harus mengeluarkan air mata. Hingga akhirnya kuputuskan untuk membiarkannya bersamaku (walaupun hanya separuh). Tapi aku bertekad bahwa 2 minggu lagi aku HARUS berpisah dengannya.

Perpisahan dengan si Molar 1 dan (separuh) Molar 2 membuatku terpaksa meminta ijin untuk tidak masuk kerja. Perpisahan itu sungguh menghabiskan energiku. Rasa sakit menjalar, menjauhkanku dari perasaan lapar. Seharian aku tidak ingin satu makananpun masuk ke dalam cavity-ku (semoga aku bisa mendadak kurus. Doakan aku ya teman).

Semoga perpisahanku dengan (separuh) Molar 2 bisa berjalan lancar sehingga kami benar-benar berpisah dengan waktu yang sangat cepat dan tidak ada lagi isak tangis yang mewarnai perpisahan kami. Semoga uang yang harus dikeluarkan untuk perpisahan itu tidak sebanyak perpisahan dengan Molar 1 dan (separuh) Molar 2. Semoga.........[Nav]