Minggu, 27 Juli 2008

Japanesse Food yang Dahsyat

Tanggal 19 Juli lalu semua staff tempat kerjaku bikin acara makan bersama. Terpilihlah sebuah restoran Jepang dimana kita bisa bakar2an sendiri dan merebus2 sendiri. Pastilah seru. Membayangkan di meja kita ada pemanas untuk memanggang yakkiniku dan ada sebuah mangkok besar untuk merebus shabu-shabu. Apa yang kami bayangkan tentang restoran Jepang adalah hasil cerita dari teman kantor kami yaitu Bu Retno yang pernah mamir ke restoran tersebut. Waktu tau kami akan makan di restoran Jepang, tentu saja aku merasa sangat bahagia. Bayangkan, sejak kuliah dulu aku hanya memiliki janji palsu dengan Picin untuk makan di Restoran Jepang. Sampai restorannya tutup kami tidak pernah sekalipun mampir ke sana.

Maka segala perasaan bahagia kubawa ke restoran itu. Wowww....ternyata memang keren sekali. Ada daging sapi, seafood, sayur mayur dan berjuta makanan lainnya. Tepat waktu makan siang, sehingga cacing dalam perutku mulai menggeliat dan memintaku untuk mengasihani mereka. Maka dengan semangat 1928 seiring kebangkitan nasional dan semangat 1945 seiring kemerdekaan RI, akupun mengambil apa yang tersaji di situ untuk kemudian kubakar dan kurebus ( kecuali sayur mayur, secara sayurannya tidak berpenampilan menarik. Kalau saja mereka adalah kumpulan wanita gaul, mungkin mereka akan melakukan suntikan vitamin C, perawatan fascial, pedicure dan manicure, spa dan juga ratus (??) secara rutin maka mereka akan menarik).

Alkisah sambil menunggu rebusanku matang, maka akupun berkeliling sambil melihat-lihat incaranku di masa akan datang. terpilihlah Robotrobotankita (Sebenarnya bukan itu namanya, tapi aku lupa namanya apa^_^). Puji Tuhan ada cemplon, jadi kuambil dan kumakan. Nyamm nyammm, ternyata tidak ada gula merah didalamnya. Pupuslah harapanku untuk merasakan manisnya gula merah di dalam cemplon :( Setelah mengalami kekecewaan sesaat, maka aku mengambil teh tawar hangat.

Setelah puas berkeliling, maka kami berkumpul di meja. Pemanggang pun dinyalakan. Semua bersemangat untuk menaruh hasil pilihan ke atas pemanggang. Asap mengebul....daging sapi sudah berwarna kecoklatan. Nyam nyam, maka akupun mengambil daging yakkiniku. Kucelup dengan soyu wijen. lezat sekali. tidak mengecewakan. kemudian akupun mengambil pilihanku yang selanjutnya, kerang hijau. Nyam nyam..kembali kucelupkan dalam soyu wijen. Nyam nyam...ternyata amis bangetttt!!!! astaga Tuhan...cepat-cepat kutelan. Ternyata oh ternyata kerangku belum matang. Uamisss sekali. Lalu aku ambil udangnya...prosesnya sama seperti di atas. Hmm..memang Uenak. Lanjut lagi ke Cumi. Hmmm, ternyata nasibku kurang beruntung. Cumiku kembali belum matang. Cepat-cepat aku ambil teh hangatku. Untunglah sop-nya sangat pas di lidah. Lanjut ke shabu-shabu. Mungkin karena terkena efek dari kerang hijau mentah dan cumi mentah, sehingga perutku mulai terasa aneh. Seaneh makanannya kah??? Setelah itu robotrobotankita mulai memasuki saluran pencernaanku. Udangnya besar-besar. Sayangnya aku makan makanan tersebut setelah perutku mulai protes sehingga segala perasaan berkecamuk saat aku memulai proses digesti.

Kisah yang tragis untuk pengalaman pertamaku makan di restoran Jepang. Ternyata aku makan banyak makanan setengah matang. Oh oh ohhhh....... malang nian nasibku. Tapi aku tidak kapok makan makanan Jepang. Aku pengen lagi makan di restoran Jepang. Nyaem Nyaemmm... I still Love Japanesse Food........Nyaem Nyaemmmmm

Selasa, 01 Juli 2008

Deadline atau Death Line???

Menurutku deadline dan deathline punya pengertian yang 'beti' alias beda tipis dech. Yang pasti saat ini pusing 7 keliling walaupun tidak berkeliling kemana-mana. Semua karena deadline (atau death line?). Hiksss,tolong panggilkan pemadam kebakaran...otaknya hampir 'kobongan'