Minggu, 30 November 2008

Belanja = Perjalanan Panjang

Hari sabtu sudah kami rancang sebagai hari belanja. Maka segala persiapan sudah kami atur sebaik-baiknya. Langkah pertama adalah mengambil katalog dari tempat incaran kami. Tadinya kami bingung antara belanja di Mart Berlebihan ataukah di Empat Peduli. Setelah katalog dari Mart Berlebihan kuambil, maka didapat beberapa produk yang cukup menggiurkan. Berdasarkan perhitungan yang matang bak seorang ahli keuangan, maka diputuskan untuk mengincar pelembab wajah 50gr yang berhadiah sabun cuci muka 40gr (berarti menghemat Rp 10.000). Incaran kedua yaitu pampers bayi aktif yang menawarkan beli 2 gratis 1, berarti 1 buah pampers harganya Rp 1500 dengan harga normal untuk 1 buah pamper Rp 2400. Dengan selisih harga segitu, jika dikalikan 38 buah (isi 1 pak) berarti kami sudah menghemat lebih dari Rp 100.000. Kemudian sabun detergen yang harga normalnya Rp 25.000 ditawarkan dengan harga Rp 19.000. Minyak goreng yang biasanya Rp 24.000 menjadi Rp 19.000.Masih banyak lagi promosi yang ada di katalog. Dengan demikian, kami akan menghemat banyak di bulan ini.

Setelah dibuat daftar belanja yang panjang, maka pertama-tama kami meluncur ke Pasar Atum, salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal murah di Surabaya untuk membeli susu buat si kecil Yogis. Lumayan, selisih harga susu per kalengnya Rp 7000. Bersyukur karena kami mendapatkan tempat yang murah di Surabaya. Berbicara susu, jadi teringat teman kami Sg yang sempat 'menyesatkan' kami dengan mengenalkan susu yang mahal kepada si kecil Yogis hanya karena dia tersinggung akan kata-kata si bidan yang dianggap cukup menohok^_^ Memang sech harga 1 kalengnya cuma Rp 150.000. Tapi balita tidak cukup hanya 1 kaleng dalam 1 bulan. Minimal 6 kaleng. Beruntung si kecil Yogis mau susunya diganti. Dengan produsen yang sama dan merk susu yang berbeda (kata marketingnya sech, itu adiknya susu yang dulu dikonsumsi Yogis -ternyata susu juga punya adik dan kakak lho-). Komposisi gizinya pun tidak kalah bagus. Ada pesan moral dari kejadian ini, jangan pernah berpikir bahwa sang anak hanya membutuhkan 1 kaleng susu per bulan ^_^ Setelah membeli susu, maka kamipun meluncur ke Mart Berlebihan.

Sesampai di Mart Berlebihan, langkah pertama kami adalah ke bagian bayi. Ternyata pampers-nya habis. Lalu kami ke produk kecantikan, ternyata bonusnya habis sehingga tidak akan ada bonus untuk pembelian pelembab wajah. Lalu kami berlalu ke bagian rumah tangga, jawaban klasik yang sama kami dapatkan: "Iya mbak, karena itu produknya lagi promosi jadinya banyak dicari orang, jadinya cepet habis." Alasan yang sama kudapatkan saat hari pertama promosi. Masa di hari pertama promosi sudah kehabisan barang? Padahal saya mengadakan kunjungan untuk mensurvey keadaan pada pukul 11.00 WIB alias 1 jam setelah toko buka. Mungkinkah promosi katalog hanya sekedar daya pikat toko terhadap konsumennya. Bukankah itu berarti kebohongan publik?

Dengan langkah gontai kami berjalan keluar. Perburuan untuk mendapatkan pampers akan dilanjutkan keesokan harinya

Di hari kedua, kami memutuskan untuk berburu pampers di Mart Berlebihan tapi di mall yang berbeda. Setelah menyiapkan segala hal untuk Yogis, maka kamipun meluncur. Di tengah jalan, kami ditelepon seorang teman yang memesan klorofil. Maka kamipun mampir di stockis K-Link untuk membeli klorofil. Setelah itu kami janjian untuk bertemu di Mall yang sama. Setelah sampai di Mall tersebut, kami bertemu dengannya. Bak transaksi ilegal, si Lelaki ganteng -Mas Wisnu- menyerahkan barang kepada temannya. Si Teman mengutarakan masalahnya bahwa ia merasa sering letih dan susah untuk gemuk, sedangkan temannya susah kurus. Maka kamipun menerangkan bahwa yang ingin kurus untuk mengkonsumsinya sebelum makan, sedangkan yang ingin gemuk/menambah BB untuk mengkonsumsinya setelah makan. Seiring itu, klorofil memperbaiki sirkulasi darah sehingga tubuh tidak gampang letih. Uangpun dibayarkan dan kamipun berlalu.

Lalu kami menuju Mart Berlebihan. Dengan rute yang sama dengan hari pertama, jawaban yang sama pun kami dapatkan. Sempat saya mengomel kepada SPG-nya tentang kebohongan publik yang dilakukan oleh produk mereka. Dan merekapun hanya diam tanpa menjelaskan apa-apa. Oh...sungguh menyebalkan. Setelah hasil yang nol, kamipun memutuskan untuk ke Empat peduli. Sesampai di sana kami mendapati pampers bayi kering dengan harga per bijinya Rp 1600. Maka segera kami mengambil pampers itu. Perburuan kami lanjutkan ke bagian detergen, ternyata barangnya ada dengan harga yang sama dengan yang ada di Mart Berlebihan. Hanya pelembab yang tidak kami dapatkan. Tapi belanja di Empat Peduli sudah membuat kami puas. Banyak barang yang kami dapatkan dengan harga promosi. Selain itu kami mendapatkan icip-icip makanan dan minuman gratis ^_^ Semua ilmu bak ahli keuangan ini kudapatkan semasa praktek di ruangan Hemodialisa. Ilmu ini diturunkan oleh seorang teman-Bundanya Azis-

Matahari tidak lagi menunjukkan sinarnya. Bintang dan bulan menghiasi langit. Kamipun pulang dengan senyum kemenangan walaupun badan terasa lelah. Dalam perjalanan pulang kucium pipi si kecil Yogis yang tertidur pulas di pangkuanku.[Nav]

Selasa, 25 November 2008

Film Aneh Semalam

Semalam kami menonton film lama. Sebenarnya dah lama kami pengen nonton, tapi baru bisa kami sewa CD-nya semalam, langsung kutonton dengan sejuta perasaan berkecambuk di dada. Deg-degan, takut, khawatir, dan sejuta perasaan lainnya. Film yang kutonton semalam adalah "Tali Pocong Perawan" Jadul banget gak siey? kiqkiqkiqkiq.....^_^

Pertama kali menonton saya langsung memeluk sang suami tercinta. Hiyyy.........syeramm. Bukan karena syeram film-nya, tapi karena seram pakaiannya Dewi Persik. Oh..film yang aneh. Benar-benar aneh..isinya kebanyakan payudara dan paha. Sampai dengan menit ke 50, baru dech pocongnya mulai muncul. Nah, selama 50 menit itu kita disuguhi payudara dan paha. Sempat terceletuk kalimat,"Filmnya kayak semi bokep".

Mari kucoba untuk berkomentar tentang pilem "Tali Pocong Perawan", hanya komentar, tidak kuceritakan isi pilem itu karena kemungkinan pilem itu sudah ditonton oleh banyak orang. Oh,alurnya sungguh aneh. Dengan percakapan yang aneh dan akting yang tidak wajar. Keganjalan terjadi saat Dewi Persik/DePe (lupa di pilem itu dia berperan sebagai siapa) mengantarkan Nino (Entah siapa yang memainkan peran ini). Saat itu rambutnya diblow keriting, lalu Nino lari keluar dan dikejar oleh DePe. Lalu diantarkan ke UGD. Mendadak rambut DePe menjadi lurus dan bajunya pun sudah berganti.

Keanehan yang lain juga ketika si pocong mengejar Nino. Baru kali ini ada pilem yang pocongnya gak melompat-lompat ataupun mengejar dengan tiba-tiba muncul makin mendekat. Di pilem ini ada adegan dimana si pocong mengejar Nino dengan ala Superman. Sebenarnya bagus juga sey, gaya baru pocong dalam mengejar manusia. Mungkin si pocong terobsesi menjadi superman sehingga saat meninggal dan ia bisa terbang2, iapun memanfaatkannya untuk terbang ala superman. Masih banyak lagi keanehan dan keganjilan yang lain. Tapi lumayan bagi yang mau nonton "semi bokep" kusarankan menonton sampai dengan menit ke 50 ^_^

Senin, 24 November 2008

Raib tak berbekas

Akhir-akhir ini aku pusing mengutak atik blog-ku. Tiba-tiba saja untuk menuliskan komentar di blog-ku menghilang. Ohh..tolong aku. Sudah 2 minggu berkutat di sekitar situ,tapi masih belum bisa menemukan posting comment-ku yang raib entah ditelan siapa.Help me...!!! T_T

Rabu, 12 November 2008

Perpisahan dengan si Molar

Isak tangispun mewarnai perpisahanku dengan si Molar 1 dan (separuh) Molar 2. Bukan karena aku sedih berpisah dengannya, tetapi karena lamanya perpisahan yang harus kualami. Betapa malang nasibku, perpisahan itu terjadi selama 2 jam. Seharusnya proses perpisahan itu tidak selama itu, cukup 30 menit. Tapi apa daya, si Molar tidak ingin meninggalkanku. Selama hampir 26 tahun dia selalu bersamaku, kemanapun aku pergi selalu diikutinya. Apa yang aku makan juga dicicipinya. Namun kini semua itu tinggal kenangan. Aku tidak mau lagi bersamanya. Tiap kali dia mencubitku, migrain-pun menyapaku. Itulah sebabnya aku memutuskan untuk melakukan perpisahan dengannya.

Namun Molar 2 sepertinya tidak rela meninggalkanku. Baru separuh ia meninggalkanku, aku sudah menyerah. Aku sudah tidak tahan lagi harus mengeluarkan air mata. Hingga akhirnya kuputuskan untuk membiarkannya bersamaku (walaupun hanya separuh). Tapi aku bertekad bahwa 2 minggu lagi aku HARUS berpisah dengannya.

Perpisahan dengan si Molar 1 dan (separuh) Molar 2 membuatku terpaksa meminta ijin untuk tidak masuk kerja. Perpisahan itu sungguh menghabiskan energiku. Rasa sakit menjalar, menjauhkanku dari perasaan lapar. Seharian aku tidak ingin satu makananpun masuk ke dalam cavity-ku (semoga aku bisa mendadak kurus. Doakan aku ya teman).

Semoga perpisahanku dengan (separuh) Molar 2 bisa berjalan lancar sehingga kami benar-benar berpisah dengan waktu yang sangat cepat dan tidak ada lagi isak tangis yang mewarnai perpisahan kami. Semoga uang yang harus dikeluarkan untuk perpisahan itu tidak sebanyak perpisahan dengan Molar 1 dan (separuh) Molar 2. Semoga.........[Nav]

Selasa, 11 November 2008

Jalanku masih panjang

Kemarin jl raya darmo di tutup. Ugh,sebel rasanya. Bagaimana tidak sebal...ini berarti aku harus berpikir keras mencari jalan lain menuju rumahku. Kenapa ditutup? Sepertinya proses penutupan berjalan dengan seru, mengingat banyak polisi bertebaran di jalan-jalan, kata polisi itu kepadaku saat aku mengarahkan motorku ke jl.raya darmo,”Sedang disterilkan, jadi tidak bisa lewat.” Oh....sungguh terlalu. Kenapa oh kenapa Jl. Raya Darmo ditutup? Ternyata adanya demo membuat pihak kepolisian menutup jalan itu. Entah demo itu dilakukan oleh pendukung KARWO ataukah KAJI (keduanya merupakan pasangan Cagub Jatim), yang jelas berdasarkan info yang kudapatkan, hal itu sehubungan dengan penghitungan cepat. Menurut cerita beberapa orang, terjadi perbedaan antara penghitungan cepat dengan hasil akhir mengenai pemenang Cagub Jatim tersebut sehingga beberapa orang merasa bahwa hasil akhir merupakan rekayasa dari si pemenang. Oh...entahlah...terlepas dari itu semua..aku Cuma mau pulang. Membayangkan bermain dengan my big boy.

Akhirnya aku pun mencoba-coba jalan baru, berharap bahwa itu adalah jalan potong (kenapa bukan jalan gunting?) ataupun jalan tikus (kenapa bukan jalan hamster?) ataupun jalan alternatif(kasihan sekali, jalan itu dipilih setelah jalan utama tidak digunakan). Kepalaku pening karena kemacetan yang terjadi. Semua orang mencari jalan alternatif. Akhirnya aku mengikuti seorang laki-laki yang mengendarai motor di depanku, berharap dia bisa menemukan jalan keluar untuk kami.

Tegang kurasakan saat di sepanjang jalan aku melihat polisi yang bertebaran dengan senapan di tangannya (ya iyalah di tangan, masa di kaki?), dan juga berkarung-karung pasir yang dipasang di jalan-jalan. Oh, aku jadi teringat masa-masa reformasi dulu di daerah UNY Yogya, unforgetable memory. Untunglah laki-laki itu menuntunku ke jalan yang benar. Akhirnya aku menemukan jalan besar. Puji Tuhan..akhirnya aku menemukan titik terang. Dan akupun mengendarai motorku menuju big boy-ku..........[Nav]