Kemarin jl raya darmo di tutup. Ugh,sebel rasanya. Bagaimana tidak sebal...ini berarti aku harus berpikir keras mencari jalan lain menuju rumahku. Kenapa ditutup? Sepertinya proses penutupan berjalan dengan seru, mengingat banyak polisi bertebaran di jalan-jalan, kata polisi itu kepadaku saat aku mengarahkan motorku ke jl.raya darmo,”Sedang disterilkan, jadi tidak bisa lewat.” Oh....sungguh terlalu. Kenapa oh kenapa Jl. Raya Darmo ditutup? Ternyata adanya demo membuat pihak kepolisian menutup jalan itu. Entah demo itu dilakukan oleh pendukung KARWO ataukah KAJI (keduanya merupakan pasangan Cagub Jatim), yang jelas berdasarkan info yang kudapatkan, hal itu sehubungan dengan penghitungan cepat. Menurut cerita beberapa orang, terjadi perbedaan antara penghitungan cepat dengan hasil akhir mengenai pemenang Cagub Jatim tersebut sehingga beberapa orang merasa bahwa hasil akhir merupakan rekayasa dari si pemenang. Oh...entahlah...terlepas dari itu semua..aku Cuma mau pulang. Membayangkan bermain dengan my big boy.
Akhirnya aku pun mencoba-coba jalan baru, berharap bahwa itu adalah jalan potong (kenapa bukan jalan gunting?) ataupun jalan tikus (kenapa bukan jalan hamster?) ataupun jalan alternatif(kasihan sekali, jalan itu dipilih setelah jalan utama tidak digunakan). Kepalaku pening karena kemacetan yang terjadi. Semua orang mencari jalan alternatif. Akhirnya aku mengikuti seorang laki-laki yang mengendarai motor di depanku, berharap dia bisa menemukan jalan keluar untuk kami.
Tegang kurasakan saat di sepanjang jalan aku melihat polisi yang bertebaran dengan senapan di tangannya (ya iyalah di tangan, masa di kaki?), dan juga berkarung-karung pasir yang dipasang di jalan-jalan. Oh, aku jadi teringat masa-masa reformasi dulu di daerah UNY Yogya, unforgetable memory. Untunglah laki-laki itu menuntunku ke jalan yang benar. Akhirnya aku menemukan jalan besar. Puji Tuhan..akhirnya aku menemukan titik terang. Dan akupun mengendarai motorku menuju big boy-ku..........[Nav]